Suatu ketika aku mengemasi barang-barang lama ku dan
menemukan sepucuk surat dari ibu. Sudah hampir 7 tahun sejak ibu meninggalkan
kami di sini. Beliau meninggalkan kami di sebuah rumah kecil namun kehangatan
keluarga selalu terasa.
Ketika beliau pergi umurku masih 14 tahun dan duduk di bangku 2 Sekolah Menengah Pertama. Setelah ibu meninggal, aku hidup dengan ayah dan kakak perempuan ku. Kakak laki-laki pertama dan kedua ku tinggal dan bekerja di luar kota. Setelah semua kakak ku menikah akhirnya aku hanya tinggal dengan ayah.
Ketika beliau pergi umurku masih 14 tahun dan duduk di bangku 2 Sekolah Menengah Pertama. Setelah ibu meninggal, aku hidup dengan ayah dan kakak perempuan ku. Kakak laki-laki pertama dan kedua ku tinggal dan bekerja di luar kota. Setelah semua kakak ku menikah akhirnya aku hanya tinggal dengan ayah.
Engkau selalu menulis pesan-pesan untuk anak-anak mu
di halaman terakhir buku tulis kami. Terkadang aku begitu kesal dengan coretan
mu, ibu. Namun, ku sadari kini semua yang ibu tulis sangat berguna dan berarti
bagi kami. Aku kecewa, sangat kecewa! Aku kecewa bila ingat aku sempat kesal
dengan mu ibu.
Ibu jika engkau ingat beberapa hari sebelum
meninggalkan kami itu adalah salah satu memori yang terindah untuk ku. Kala itu
langit jingga menghiasi hari kita. Aku,
ibu serta ayah tengah menyiapkan cemilan khusus untuk calon kakak ipar. Kita
bertiga melepas canda dan tawa di dapur. Ibu terlihat bahagia karena cemilan
ini khusus disiapkan untuk calon kakak ipar.
Secara tiba-tiba ayah hendak mengambil cemilan itu
untuk dicoba. “Jangan di makan! Itu buat Ikin.” Kata Ibu, seketika kami
serentak tertawa bersama. Ternyata ibu begitu menyayangi calon kakak ipar.
Namun memori itu menjadi sirna oleh kesedihan kami yang ditinggalkan oleh mu
beberapa hari berikutnya.
Setelah seminggu engkau meninggalkan kami aku
teringat cemilan yang ibu buat tersimpan baik di lemari. Ketika aku membuka
lemari itu, sontak aku teringat memori bahagia waktu itu. Aku menangis….. Ibu,
jika engkau melihat ku dari sana, mungkinkah engkau tersenyum mengingat memori
indah kita?
No comments:
Post a Comment